Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau ketam

oleh:  Muhammad W. Budiman

Teringat aku saat masih SD, di dinding rumahku ada poster yang terbuat dari kertas karton atau biasa disebut kertas manila, di dalam poster itu ada tertempel tabel  jadwal sholat dan juga tertulis sebuah kalimat “Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau ketam”. Entah siapa yang membuat poster itu kakakku atau ayahku. Waktu itu aku belum paham apa maksud dari kalimat itu.

Sekarang kalau dicermati kalimat itu terbukti benar. Kalau kita tanam benih kebaikan maka pasti kita akan memetik kebaikan pula, demikian pula sebaliknya kalau kita tanamkan keburukan maka kita akan memetik hasil dari keburukan itu. Tapi kita kadang bertanya, bagaimana dengan peribahasa “Air susu dibalas dengan air tuba”, bukankah kebaikan itu ada yang dibalas dengan keburukan. Kita bisa jawab, itu benar kalau kita pandang hal itu hanya sampai kehidupan dunia saja. Namun kalau ditinjau jauh ke negri akhirat, tidak ada kebaikan yang dibalas dengan keburukan, seperti firman Allah

“…Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah 110).

Demikian juga kejahatan, setiap kejahatan akan kembali kejahatan itu pada pelakunya, seperti firman Allah

“Dan barang siapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. An Naml 90).

Seringkali kita sudah dapat memetik sebagian buah dari benih yang telah ditanam itu di dunia ini. Seorang yang tekun bekerja akan mendapatkan hasil, misalnya promosi bagi karyawan ataupun usahanya berkembang bagi pengusaha. Seorang siswa yang rajin belajar, hasilnya dapat dia petik misalnya nilai yang bagus dan lulus tepat waktu. Bagi kita umat Islam, selain kita memetik hasil kebaikan yang kita tanam di dunia ini, kita juga akan memetiknya nanti di akhirat, bila semua yang kita usahakan itu diniati semata-mata karena mencari ridho Allah.

Adakalanya benih keburukan tak nampak hasil buruknya di dunia. Misalnya koruptor yang telah mencuri uang rakyat, namun sampai ajalnya tiba tak seorangpun yang dapat menjeratnya dengan hukum di dunia ini. Dia tampak begitu senang dalam hidupnya. Yakinlah itu adalah fatamorgana. Dia pasti akan mendapatkan hasil kejahatannya kelak di akhirat. Seperti yang terkandung dalam firman Allah di QS. An Naml 90 di atas.

Jadi, tetaplah berbuat baik dan tanamlah selalu benih-benih kebaikan, maka kita akan memetik buah kebaikan dan buah kebaikan yang paling tinggi adalah surga yang telah Allah janjikan. Seperti firman Allah berikut.

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah 25).

Wallahu a’lam.

Leave a comment